Ditambahdengan kehadiran organisasi dan LSM, penduduk Pulau Pahawang bangkit. Mantan Kepala Desa Syahril Karim dan beberapa tokoh lainnya meyakinkan penduduk supaya mau merehabilitasi kawasan hutan mangrove. Awalnya sulit tetapi demi kebaikan bersama, penduduk bahu-membahu menanami kembali lahan hutan bakau yang rusak. Pemandangan terkini bibir pantai Pantai Tanjung Pasir mulai tetata rapi / Daniel Hutabarat dari 33 Pengunjung Baca ulasanPantai yang memiliki pasir halus sebagian berbatu karang pada tepi pantainya ada pepohonan juga ada menumen militer yang menjulang tinggi, berada di Teluknaga, Tangerang, Banten. Bernama Pantai Tanjung Pasir. Cocok jadi tempat liburan jadi tempat alternatif bagi warga Jabodetabek, khusunya bagi yang tinggal di Tangerang dan Jakarta yang bosan dengan wisata pantai yang itu-itu saja. Selain itu, kini Pantai Tanjung Pasir sudah cukup tertata dan wisatawan yang berkunjung cukup ramai ramai di akhir ini juga jadi tempat penyeberangan bagi wisatawan yang ingin berekreasi ke Pulau Seribu, tepatnya Pantai Untung Jawa. Banyak jasa penyeberangan menggunakan perahu nelayan dengan tarif yang cukup bibir pantai cukup tertata, memiliki area parkir yang luas, penempatan pedagang yang sudah teratur dan area parkir cukup luas. Pantai ini cocok untuk tempat liburan bersama keluarga atau teman yang ingin merasakan suasana pantai ataupun ingin berolahraga dan bermain yang akan berkunjung ke Pantai Tanjung Pasir bisa simak ulasan di bawah ini agar dapat gambaran sebelum memutuskan untuk Pantai Tanjung PasirPemandangan Pantai Tanjung Pasir dari atas menggunakan drone / Erwin Zainal ArifinPantai Tanjung Pasir merupakan wisata pantai yang berada di Tangerang, memiliki bibir pantai yang luas membentang, berpasir halus berwarna cokelat kehitaman, dan debur ombak yang bisa membuat pengunjung terbuai. Memiliki kemiripan dengan Pantai Parangtritis, yang bisa jadi destinasi wisata keluarga yang menyenangkan dan affordable. Anak-anak bisa main di pantai, build sandcastle, dan tenta-tenda di bibir pantai yang bisa pengunjung sewa untuk bersantai menikmati pantai agar tidak masuk ke area Pantai Tanjung Pasir ada dua gerbang yang bisa pengunjung lalui, petama melalui Rumah Makan 88 yang juga jadi akses penyeberangan ke Pulau Ujung Jawa Pulau Seribu, kedua bisa melalui komplek AURI akses parkir luas dan banyak spot foto dan rumah makannya mengunjung Pantai Tanjung Pasir hari ini maka akan melihat beberapa perubahan, kini area pantai mulai rapi dan tertata. Sudah ada area kursi dengan payung untuk kenyamanan pengunjung dan para pedagang sudah direlokasi di tempat masjid yang cukup besar untuk menunaikan solat. Tersedia restoran yang menyediakan ikan bakar dan seafood. Selain itu, di sekitar bibir pantai juga banyak penjual makanan dan minuman, ada penjual mainan anak–layangan, pelampung, baju, dkk–. Lapak pedadang cukup teta masih memiliki kekurangan dalam hal tiket masuk dan kebersihan, namun pemandangan sekitar pantai sangat bagus, perpaduan dari pemandangan gedung pencakar langit di kawasan PIK 2 dan pemandangan naturan alam sekitar. Dari bibir pantai juga terlihat beberapa pulau yang terletak di bagian barat Kabupaten Tangerang ini cukup ramai pengunjung pada akhir pekan. Sama seperti kebanyakan pantai yang berada di sisi utara Pulau Jawa, pasir pantai berwarna hitam dan ombaknya tidak begitu lautnya lebih sering keruh sehingga jarang ada pengunjung yang mandi/berenang. Namun untuk pemandangannya cukup bagus. Udara dan angin sangat sejuk. Karena ombaknya tidak terlalu besar, jadi suara ombaknya tidak terlalu bersisikmembuat nyaman. Cocok untuk menenangkan Buka PantaiPantai Tanjung Pasir menjelang malam hari / Farhan PramuditaJika ada yang penasaran Pantai Tanjung Pasir tutup jam berapa? Maka perlu diketahui bahwa pantai ini buka 24 jam. Jadi wisatawan bisa berkunjung kapan saja tanpa harus terikat dengan jadwal buka atau tutup yang buka selama 24 jam memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk menikmati suasana pantai pada malam hari. Bisa menikmati pemandangan bintang, ombak, dan suara angin lauut yang hanya itu, yang lebih memuaskannya lagi, pantai maupun warung makan di sekitar pantai buka selama 24 jam loh!Gapura pintu masuk ke bibir pantai Pangkalan Utama TNI AL III / Indra HutagalungLokasi Pantai Tanjung Pasir berada di Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten. Jarak dari Jakarta sekitar 40-50 Kilomer atau perlu waktu tempuh sekitar satu jam lebih. Sedangkan jika dari pusat Kota Tangerang hanya sekitar 22 kilometer jika melalui Jl. Marsekal in bisa jadi tempat rekreasi pantai sekitar Jakarta Selain Ancol, dekat dengan pintu keluar Tol Bandara Seokarno Hatta, Cengkareng. Dari bandara Soekarno Hattta sekitar 40 menit, masuk ke area pantai akan melwati rumah warga, ukuran jalannya kecil, jadi tidak masuk bus besar, mini bus masih Jakarta ke Tanjung PasirUntuk menuju ke Pantai Tanjung Pasir dari Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, maka bisa mengikuti rute tercepat saat ini yang memakan waktu sekitar 1 jam 15 menit dengan jarak sekitar 41,2 kilometer melalui Jl. Tol Dalam Kota. Rute ini menghindari penutupan jalan dan akan melewati jalan Jakarta, ambillah Jl. Sultan Agung menuju Jl. Galunggung, lalu lanjutkan ke Jl. Penjernihan 1. Setelah itu, ikuti jalan tol yaitu Jl. Tol Dalam Kota, dan kemudian lanjutkan di Jl. Tol Prof. DR. Insinyur Sedyatmo. Di Jakarta Utara, akan melewati Jl. Pantai Indah Kapuk setelah sekitar 33 menit perjalanan dengan jarak sekitar 22,1 mencapai Jl. Pantai Indah Kapuk, tetaplah melanjutkan perjalanan di jalan ini. Dalam waktu sekitar 36 menit dengan jarak sekitar 19,1 kilometer, maka akan tiba di tujuan akhir, yaitu Pantai Tanjung Tangerang ke Tanjung PasirSedangkan jika dari pusat Kota Tangerang ada tiga rute yang bisa pengunjung gunakan. Pertama, melalui Jl. Marsekal Suryadarma, Jl. Raya Kampung Melayu, dan Jl. Tj. Pasir. Kedua, melalui Jl. Tol Kunciran – Batuceper – Cengkareng/Jl. Tol Kunciran – Serpong/Jl. Tol Lkr. Luar Jkt 2. Ketiga, melalui Jl. Raya Daan Mogot/Jl. Raya terdekat dari Pusat Kota Tangerang ke Tanjung Pasir yaitu Jl. Marsekal Suryadarma, Jl. Raya Kampung Melayu, dan Jl. Tj. Pasir, jaraknya sekitar 22 kilometer dan waktu tempuhnya sekitar 1 jam. Rute ini merupakan rute yang cukup lancar, bisa lebih cepat saat lalu lintas Tangerang, ikuti Jl. Marsekal Suryadarma dan Jl. Raya Kampung Melayu untuk mencapai Jl. Tj. Pasir di Pangkalan. Melalui rute ini akan memakan waktu sekitar 35 menit dengan jarak sekitar 14,0 kilometer. Lanjutkan perjalanan ke arah RT 001 selama sekitar 1 menit atau sejauh 350 meter. Pastikan mengikuti petunjuk arah yang mencapai Jl. Tj. Pasir, akan melanjutkan perjalanan sejauh 7,6 kilometer untuk mencapai tujuan akhir, Pantai Tanjung Pasir. Perjalanan ini akan memakan waktu sekitar 21 menit.—Untuk sekarang jalan masuk ke area Tanjung Pasir sudah ada jalan Tol dan di apit oleh gedung-gedung pencakar langir yang berada di Pantai Indah Kapuk memasuki jalan masuk jangan sampai salah masuk pintu gerbang. Selain LANTAMAL 3 TNI AL pantai tidak ada tempat untuk istirahat yang nyaman dan tidak ada tempat untuk anak-anak bermain pasir atau Tiket MasukUntuk masuk ke Pantai Tanjung Pasir pengunjung perlu membayar biaya tiket masuk retribusi yang dihitung per orang. Selain itu pengunjung juga harus membayar biaya parkir kendaraan. Harga Tiket Masuk Pantai Tanjung PasirTiket MasukHargaPer orang hari orang akhir hari biasa termasuk orang akhir pekan termasuk orang hari biasa belum termasuk orang akhir pekan belum termasuk orang di atas bisa berubah di kemudian hariTips saat membayar tiket masuk rombongan agar lebih murah bisa dengan menawarnya. Beberapa pengunjung mendapatkan harga khusus untuk jumlah peserta di atas 4 itu, pengunjung juga perlu merogoh kocek untuk ke toilet untuk 1 ember kecil, dan untuk satu ember besar. Untuk menyewa tikar harga makanan minuman secara garis besar di Tanjung Pasir, antara lainKelapa muda kursi payung di bibir pantai per jam / 2 jam dan jajanan murce anMie Ayam ikan bakar mulai hanya menikmati pemandangannya saja, pengunjung juga bisa menemukan atau melakukan hal menarik AirBermain air di pinggir pantai bisa dilakukan saat ombak sedang tenang / Halley huangPantai Tanjung Pasir cukup landai dan ombak di bibir pantainya tidak terlalu besar–meski kadang kala bisa besar juga– namun tidak disarankan untuk berenang karena air lautnya sering keruh dan kotor. Namun, jika untuk sekadar bermain air di tepi pantainya masih seru, tetapi jangan lupa untuk memperhatikan keselamatan, khususnya anak-anak harus tetap dalam pantauan orang bermain air, pastikan untuk memeriksa kondisi cuaca dan ombak. Sebaiknya jangan bermain air saat kondisi cuaca buruk dan ombak terlalu tinggi karena ini bisa sangat PasirMemiliki bibir pantai berpasir halus yang cocok untuk bermain pasir / Bambang SuwandaPantai Tanjung Pasir memiliki area bibir pantai berpasir minim batuan karang, meski warnanya cokelat kehitaman namun masih bisa untuk bermain pasir, bisa untuk membuat berbagai bentuk dari pasir, lukisan pasir, atau bahkan patung pasir di pantai bisa jadi kegiatan yang menyenangkan dan anak-anak sangat menyukainya. Selain menyenangkan, kegiatan bermain pasir juga bermanfaat untuk melatih kreativitas sekitar bibir pantai terdapat pepohonan yang cukup rimbun, sehingga pengunjung bisa bermain pasir meski di siang hari tanpa takut terkena sinar matahari langsung yang bisa membuat kulit itu, jika liburan bersama anak-anak jangan lupa untuk membawa beberapa peralatan bermain pasir seperti ember, sekop, dan penggali pasir untuk memudahkan dan bisa membuat bentuk pasir yang lebih Banana BoatNaik banana boat / Rina HusnaUntuk yang suka sensasi menegangkan dan tantangan maka tidak ada salahnya untuk mencoba naik banana boat dengan membayar per orang untuk sekali naik. Banana boat adalah perahu karet yang ditarik oleh kapal dengan kecepatan tinggi di atas air naik banana boat di Pantai Tanjung Pasir, tinggal mencari jasa penyewaan yang tersedia di sekitar pantai. Setelah membayar biaya sewa dan mendapatkan peralatan pelindung, selanjutnya instruktur akan menjelaskan cara naik dan turun dari banana boat serta tanda isyarat yang harus naik banana boat, pastikan untuk selalu memegang erat tali pengaman dan menjaga keseimbangan tubuh. Jangan lupa juga untuk mengenakan jaket pelampung dan helm untuk menjaga keselamatanAyunan di Bibir PantaiAda ayunan di pinggir pantai / Nurman Riyadi RahmanDi sekitar bibir pantai ada beberapa ayunan yang terbuat dari tali dan kayu, dengan menaikinya pengunjung bisa menikmati pemandangan indah dan nuansa yang menyegarkan. Sebelumnya pastikan untuk mengecek keamanan tali dan pegangan sebelum naik ayunan, pastikan untuk selalu memegang pegangan dan menjaga keseimbangan tubuh. Jangan lupa juga untuk memakai alas kaki yang nyaman dan tidak licin untuk meminimalisir risiko ke Pulau Untung JawaMenyeberang ke Pulau Untung Jawa dari Tanjung Pasir / Nurman Riyadi RahmanUntuk warga Tangerang atau DKI Jakarta yang ingin berwisata ke Kepulauan Seribu, lebih tepatnya Pulau Untung Jawa maka bisa menyeberang lewat Pantai Tanjung Pasir dengan naik perahu selama 20 menit, dan cukup jika sejak awal ingin menyeberang ke Pulau Untung Jawa maka sebaiknya parkir kendaraan di tempat sebelum gapura TNI Angkatan Laut, parkir kendarannya sebaiknya dikelola oleh warga sekitar karena lokasinya lebih dekat ke perahu untuk menyeberang ke Pulau Untung Jawa hanya perlu membayar mulai per orang untuk pulang pergi. Bisa menggunakan perahu nelayan atau juga bisa menggunakan kapal resmi yang ada jaket pelampung KPLP. Biasanya kapal terakhir sekitar jam Untung Jawa terkenal dengan pantainya yang indah berpasir putih, lautnya yang berwarna biru, dan juga ada hutan mangrovenya, ini akan jadi pengalaman yang menyenangkan. Namun saat berangkat ke pulau ini jangan terlalu sore karena ombaknya akan lebih Hidangan LautHarga ikan bakar dan hidangan laut lainnya terbilang normal / Retno AstriaDi sekitar bibir Pantai Tanjung Pasir banyak terdapat rumah makan yang menyediakan hidangan laut dengan harga yang cukup ramah di kantong. Harganya dipatok di kisaran s/d per paket makan terdiri dari ikan kakap bakar, cumi goreng tepung, tumis kangkung, lalapan timun, sambal, nasi dan teh manis hangat 1 teko kecil. Salah satu rekomendasi rumah makannya yaitu RM Bu paket makan bisa untuk enam orang, terdiri dari cumi ikan kue, sudah termasuk nasi, lalap, sambal, dan es teh di Pinggir Pantai Pengunjung bisa mendirikan tenda di tepi pantai / lucky romandaUntuk yang ingin mendapat pengalaman berbeda, camping di pinggir pantai bisa menjadi alternatif yang menyenangkan. Camping di pantai akan memberikan pengalaman tidur di bawah bintang dan terbangun dengan suara camping di Pantai Tanjung Pasir, bisa pilih lokasi yang aman dan nyaman di sekitar pantai. Pastikan untuk memeriksa aturan dan peraturan yang berlaku. Selain itu, pastikan juga untuk membawa perlengkapan camping seperti tenda, sleeping bag, matras, dan lampu camping di pantai, perhatikan juga keamanan dan keselamatan. Pastikan untuk memilih lokasi yang aman dan jauh dari zona berbahaya seperti daerah pasang surut atau zona berbahaya lainnya. Selain itu, pastikan juga untuk membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan lingkungan Spot Foto Menarik InstagramableBanyak spot foto / Halley huangTidak hanya menawarkan pemandangan alam yang indah, tetapi pantai ini juga memiliki banyak spot foto menarik yang instagramable. Spot foto yang tersedia di pantai ini akan memanjakan pengunjung yang suka berfoto selfie atau membuat konten untuk media satu spot foto menarik di Pantai Tanjung Pasir adalah dermaga bahagia. Dermaga ini memiliki pemandangan yang indah dan cocok untuk digunakan sebagai latar belakang foto. Selain itu, spot foto love yang berada di bibir pantai juga menjadi spot favorit bagi para pengunjung yang ingin mengabadikan momen romantis bersama Pemandangan Sunset yang IndahPemandangan saat matahari mulai terbenam / Ye nny RosannaMenikmati sunset di Pantai Tanjung Pasir adalah pengalaman yang tidak boleh dilewatkan saat berkunjung ke pantai ini. Sunset di pantai ini memberikan pemandangan yang indah dan menenangkan serta dapat memberikan momen yang tak menikmati sunset di Pantai Tanjung Pasir, sebaiknya cari lokasi yang strategis di sekitar pantai. Tempat terbaik untuk menikmati sunset adalah di sekitar bibir pantai atau dermaga. Pastikan juga untuk memperhatikan kondisi cuaca dan memilih waktu yang tepat untuk menikmati menikmati sunset di pantai, pastikan untuk membawa alat bantu seperti kamera atau smartphone untuk mengabadikan momen yang MangroveDi sekitar Pantai Tanjung Pasir juga terdapat kawasan hutan mangrove yang sayang untuk dilewatkan karena tempatnya cukup estetik dan bagus untuk foto-foto Mangrove Tanjung Pasir berada di sebelah kanan sebelum gerbang penanda memasuki wilayah Pantai Tanjung Pasir. Kawasan hutan mangrive ini miliki pemerintah Kabupaten Tangerang untuk membudidayakan pohon bakau, melindungi ekosistem laut, dan menahan itu, mangrove Tanjung Pasir juga jadi tempat wisata bagi masyarakat untuk menghilangkan penat dan menyalurkan hobi memancing. Di sini juga tersedia bagan untuk para ingin melihat hutan mangrove yang lebih tertata dan instagramable maka tidak ada salahnya untuk berkunjung ke Taman Mangrove Ketapang. Jaraknya sekitar 26 kilometer atau sekitar 55 menit perjalanan dari Pantai Tanjung Berkunjung ke Pantai Tanjung PasirAgar kunjung ke Pantai Tanjung Pasir bisa berjalan dengan lancar dan memberi kesan menyenangkan, maka tidak ada salahnya untuk menyimak beberapa tips ingin mendapat suasana yang lebih tenang dan minim pengunjung maka bisa berkunjung di hari biasa. Di akhir pekan, pengunjung cukup ramai. Saat libur panjang seperti lebaran, tahun baru, dan libur sekolah pengunjung Pantai Tanjung Pasir cukup berkunjung pada musim kemarau seperi bulan Juni-Agustus. Pastikan memeriksa perkiraan cuaca sebelum berangkat ke Pantai Tanjung berkunjung pada pagi hari di bawah jam WIB dan sore hari di atas jam WIB. Siang hari cukup panas dan sinar matahari cukup berkunjung bersama rombongan dan merasa harga tiketnya terlalu mahal maka bisa menawar total harga tiket masuknya. Beberapa pengunjung ada yang melakukannya dan berhasil mendapat potongan yang liburan bersama-anak harap tetap dalam pantauan, karena kadang ombak cukup besar dan yang membawa kendaraan jangan sampai salah parkir, pastikan parkiran setelah melewati gapuran bertuliskan pangkalan utama TNI AL POSAL Tanjung sampai tiket masuknya hilang karena saat pulang di pintu keluar petugas akan memeriksa kembali, jika hilang akan kena ke sini akan bermain pasir atau berenang dan menggunakan mobil pribadi maka sebaiknya membwa galon air isi ulang yang banyak karena kamar mandi bilas terbatas dan hitungannya air per ember banyak rumah makan yang jual ikan bakar dan seafood. Namun harus pandai-pandai pilih tempat makan kalau mau dapat makanan berenang atau bermain air hati-hati karena ada ubur-ubur, karena bisa menyengat ke kulit dan efeknya gatal luar lupa membawa hammock untuk bersantai sambil bergelantungan di pohon sekitar bibir lupa membawa uang tunai dalam jumlah cukup karena lokasinya agak jauh dari minimarket atau itu, mohon membawa kantong pelastik besar untuk jadi tempat sampah, dan membuangnya pada tempatnya. Mari berpartisipasi dalam menjaga kelestarian pantai dan laut dengan membuang sampah pada Pantai Tanjung PasirMeski kondisi terbaru dari Pantai Tanjung Pasir sudah lebih tertata dan kebersihannya mulai diperharikan, namun masih banyak pengunjung yang mengeluhkan beberapa kekurangan terkait pantai mandi untuk bilas dan toilet masih sedikit jumlahnya, kurang terawat, dan biayanya cukup mahal, karena hitung berdasarkan penggunaan air. Satu ember sampah jauh dari garis pantai dan jumlahnya hanya sedikit, sehingga sampah masih banyak berserakan di sekitar tepi pengunjung mengeluhkan biaya tiket masuk terlalu mahal, tidak sebanding dengan fasilitas yang pengunjung jalan menuju lokasi kecil jadi saat libur panjang atau pengunjung saat membludak sering terjadi macet pengamen yang memaksa meminta uang kepada pengunjung.—Pantainya sudah jauh lebih rapi dan tertata, meski masih ada beberapa pengunjung yang membuang sampah di tepi pantai. Namun semoga saja kedepannya para pengunjung lebih bisa mengerti akan kebersihan lingkuangan agar pantai bisa semakin bersih dan jadi tempat wisata yang bagus di ulasan mengenai Pantai Tanjung Pasir, Teluknaga, Tangerang, Banten. Jika terdapat informasi yang keliru dan memiliki pengalaman yang berbeda saat berkunjung ke pantai inimaka bisa kirim ulasannya di bawah ini ya!
PantaiTanjung Benoa memiliki hamparan pasir putih yang bersih dan lembut hampir sama seperti di Pantai Kuta. Namun pantai ini tidak cocok bagi Anda penyuka olahraga selancar karena Pantai Tanjung Benoa memiliki ombak yang sangat tenang. Hutan Mangrove tidak hanya menjadi spot wisata menarik di kawasan objek wisata Tanjung Benoa, tapi juga
Pantai Mangrove di Desa Muara, Kecamatan Teluknaga, Kabupateng Tangerang Foto M. Aulia Ikhsan untuk TangerangDailyKABUPATEN TANGERANG TD – Tak hanya pantai Tanjung Pasir dan Tanjung Kait, di Kabupaten Tangerang juga terdapat pantai lainnya, di antaranya pantai Mangrove di Desa Muara, Kecamatan Teluknaga, Kabupateng Tangerang ini mulai ramai Mangrove menyuguhkan view yang berbeda dengan pantai-pantai lainnya di Tangerang. Sebelum memasuki pantai, pengunjung akan melewati hutan mangrove yang memberikan kesan teduh dam nyaman. Tak sedikit pengunjung yang duduk-duduk mengayunkan kaki di atas jalan setapak yang terbuat dari bale menyusuri hutan mangrove, pengunjung akan melewati jembatan yang terbuat dari bambu untuk melewati sungai yang airnya bermuara ke laut. Ya, seperti nama desanya, di sini pengunjung bisa melihat aliran sungai yang bermuara ke lautan. Melihat arus air sungai yang beradu dengan ombak Mangrove di Desa Muara, Kecamatan Teluknaga, Kabupateng Tangerang Foto M. Aulia Ikhsan untuk TangerangDailyKetika sudah menyeberangi sungai, selanjutnya pengunjung akan disambut hamparan pantai yang indah dan asri. Berbeda dengan pantai lain seperti Tanjung Pasir, di pantai Mangrove masih terkesan asri. Tak banyak pedagang, penyewaan ban dan pelampung, dan lainnya yang biasanya membuat Mangrove seperti pantai tersembunyi yang belum sepenuhnya terjamah manusia, namun itulah yang membuatnya menarik. Ketika berjalan menuju pantai, pengunjung seperti berpetualang menuju tempat tersembunyi, dan ketika telah sampai, keindahannya seperti menghipnotis untuk berlama-lama di sana.“Suasananya teduh, nyaman gitu, apalagi kalo weekdays itu sepi jadi lebih asik mantainya, terus juga fasilitasnya makin ke sini makin bagus jadi mau balik lagi ke sini,” ujar Yunianoer Azizah, pengunjung pantai Mangrove, Kamis 25 November Tiket MasukPantai Mangrove di Desa Muara, Kecamatan Teluknaga, Kabupateng Tangerang Foto M. Aulia Ikhsan untuk TangerangDailyTiket masuk berkisar Rp per orang untuk weekdays dan Rp per orang untuk weekend dan hari libur. Kemudian untuk parkir kendaraan berkisar untuk mobil saat weekdays dan saat weekend dan hari libur. Sementara tarif parkir untuk sepeda motor saat weekdays dan saat weekend dan hari ingin berkunjung ke pantai ini, baiknya hindari saat weekend. Karena saat hari Sabtu atau Minggu, ramai pengunjung. “Ramainya biasanya Sabtu dan Minggu. Kalau lagi ramai bisa sampai 500 pengunjung. Kalau hari biasa hanya satu dua pengunjung,” ujar Sopinah, warga sekitar sekaligus pengurus pantai M. Aulia Ikhsan, mahasiswa FISIP UNIS Tangerang, prodi JurnalistikEditor Della Zakaria
Tangerang(WBO) – Hutan mangrove di Desa Muara, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, masih sepi pengunjung setelah Lebaran. Padahal, hanya dengan Rp25.000 bagi pemotor dan Rp35.000 bagi pengendara mobil, para wisatawan bisa menikmati keindahan kawasan tersebut. “Harga masuk ke hutan mangrove lumayan murah.
JAKARTA-Pemerintah Kabupaten, Banten, telah membuat rencana induk obyek wisata hutan bakau mangrove di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga dengan melibatkan Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD terkait. "Pada tahap awal dibuatkan rencana kerja menyeluruh mulai pertengahan Januari 2017," kata Sekretaris Daerah Pemkab Tangerang Iskandar Mirsyad di Tangerang, Jumat. Iskandar mengatakan tim tersebut terdiri dari Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata Disporabudpar, Dinas Perikanan dan Kelautan DPK, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda serta melibatkan Perhutani. Hal tersebut karena lahan yang digunakan di Desa Tanjung Pasir itu sebagian merupakan milik Perhutani dan penduduk setempat. Menurut dia, sebagai pimpinan dari tim tersebut ditunjuk aparat Disporabudpar karena mereka dianggap mampu menanggani pariwisata. Keberadaan Tanjung pasir sebagai obyek wisata bakau sangat penting karena berada di wilayah pesisir Laut Jawa yang setiap tahun mengalami abrasi akibat ombak. Namun obyek wisata itu juga sebagai penahan gelombang, maka ditanam ribuan pohon bakau agar dapat berfungsi ganda termasuk mengurangi abrasi pantai. Iskandar menambahkan untuk tahap berikutnya dibangun jalan menuju obyek wisata karena selama ini belum ada agar pelancong dapat menuju lokasi tanpa kendala. Sedangkan lahan yang disiapkan untuk obyek wisata tersebut seluas 12 hektare dan pada lokasi itu juga dibangun sarana maupun prasarana pendukung. Sebagai contoh di lokasi itu juga dibangun tempat kuliner, arena memancing dan lokasi bermain anak agar mereka dapat mencintai alam dan lingkungan. Demikian pula wisatawan dapat menikmati keindahan hutan bakau serta kuliner yang tersedia terutama aneka makanan yang berbahan dasar ikan serta hasil laut lainnya. Bahkan di lokasi tersebut juga disediakan tempat sebagai sarana pembelajaran bagi siswa yang berminat untuk mempelajari masalah mangrove. Budi Suyanto
PantaiPasir Putih & Hutan Mangrove. 5:12 AM Sumber informasi: Posted in: Beach, Landform, Natural, Outdoor, Recreation, Sport, Tanjung Jabung. Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Archives; Popular Posts. Pusat Pelatihan Gajah Sumatera. Taman Nasional Way Kambas merupakan perwakilan ekosistem hutan dataran rendah yang terdiri Hutan Mangrove Desa Muara Kamis, 25 April 2021 112122 DESA MUARA Tahu kah anda, tak jauh dari tempat wisata Tanjung Pasir, Tangerang tedapat tempat wisata Hutan Mangrove yang terletak di Desa Muara, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang. Tempat ini sangat cocok dijadikan destinasi berlibur yang penuh dengan edukasi bersama keluarga, teman atau pun pasangan. Hutan mangrove adalah ekosistem hutan daerah pantai yang terdiri dari kelompok pepohonan yang bisa hidup dalam lingkungan berkadar garam tinggi. Salah satu ciri tanaman mangrove memiliki akar yang menyembul ke permukaan. Penampakan mangrove seperti hamparan semak belukar yang memisahkan daratan dengan laut. Hutan ini dipenuhi berbagai macam tanaman bakau atau mangrove. Mulai dari ukuran tanaman yang besar sampai yang baru ditanam. "Tanaman di Hutan Mangrove ini banyak sekali ukurannya, dari yang besar sampai yang baru di tanam beberapa bulan yang lalu," ujar Samarudin, salah satu penjaga Hutan Mangrove Selain dapat melihat keindahan tanaman mangrove, tempat ini juga memberikan pemandangan laut yang indah, pantai yang besih. Serta berbagai wahana permainan air seperti perahu bebek, perahu dayung dan pelampung. Namun, sayangnya akses menuju tempat ini melewati jalan yang tidak terlalu lebar. Selain itu terdapat beberapa jalanan yang berlubang dibeberapa titik. "Akses jalannya tidak terlalu besar sama berlubang, tapi karna sudah sampai sini saya tak menyesal, karena tempatnya memang indah," ujar Fadli Muamar, salah satu pengunjung
Pendugaanhutan mangrove didasari pada vegetasi mangrove maupun agihan hutan Tanjung Pontang, Pulau Dua, Pulau Satu, Selatan Pulau Panjang meningkat dari 183,81 Ha menurut data Kelautan dan Perikanan dalam angka (2009) menjadi 315 Ha pada tahun 7 Pasir 1 Sumber : Hartono (1995, dalam Suhelmi, 2002) dengan modifikasi
kah anda, tak jauh dari tempat wisata Tanjung Pasir, Tangerang tedapat tempat wisata Hutan Mangrove yang terletak di Desa Muara, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang. Tempat ini sangat cocok dijadikan destinasi berlibur yang penuh dengan edukasi bersama keluarga, teman atau pun pasangan. Hutan mangrove adalah ekosistem hutan daerah pantai yang terdiri dari kelompok pepohonan yang bisa hidup dalam lingkungan berkadar garam tinggi. Salah satu ciri tanaman mangrove memiliki akar yang menyembul ke permukaan. Penampakan mangrove seperti hamparan semak belukar yang memisahkan daratan dengan laut. Hutan ini dipenuhi berbagai macam tanaman bakau atau mangrove. Mulai dari ukuran tanaman yang besar sampai yang baru ditanam. "Tanaman di Hutan Mangrove ini banyak sekali ukurannya, dari yang besar sampai yang baru di tanam beberapa bulan yang lalu," ujar Samarudin, salah satu penjaga Hutan Mangrove. Selain dapat melihat keindahan tanaman mangrove, tempat ini juga memberikan pemandangan laut yang indah, pantai yang besih. Serta berbagai wahana permainan air seperti perahu bebek, perahu dayung dan pelampung. Namun, sayangnya akses menuju tempat ini melewati jalan yang tidak terlalu lebar. Selain itu terdapat beberapa jalanan yang berlubang dibeberapa titik. "Akses jalannya tidak terlalu besar sama berlubang, tapi karna sudah sampai sini saya tak menyesal, karena tempatnya memang indah," ujar Fadli Muamar, salah satu pengunjung. RED/RAC
TamanWisata Alam Tanjung Belimbing berlokasi di kawasan pesisir, jadi kamu akan disuguhi hutan pantai serta hutan mangrove yang yang menjadi andalannya, serta pantai-pantai yang memiliki pesona yang cukup menawan. Ada beberapa kawasan pantai yang masuk di dalam kawasan Taman Wisata Alam Tanjung Belimbing, sebagai rumah para penyu belimbing.
Indragiri Hilir is a district in the southern part of Riau Province, on the east coast of Sumatra Island. Tanjung Pasir is one of the village surrounded by mangrove forest ecosystems, located opposite the Kuala Enok Village. The dominant Tanjung Pasir villagers are ethnic Duano. People meet their daily needs by utilizing mangrove ecosystems as a means of income, good used directly and indirectly. Therefore it is necessary to conduct research on community participation in the conservation of mangrove forest in Tanjung Pasir Village. This research method is descriptive qualitative, data collected through interviews. The result showed that the community was quite involved in the conservation of the Tanjung Pasir village mangrove forest. The form of community participation was by mangrove nurseries and planting. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1Mahasiswa Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Riau 2Dosen Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Riau Jurnal Ilmu-ilmu Kehutanan Vol 5 No 2 Oktober 2021 37 PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM KONSERVASI HUTAN MANGROVE DI DESA TANJUNG PASIR KECAMATAN TANAH MERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR THE COMMUNITY PARTICIPATION IN THE CONSERVATION OF MANGROVE FOREST IN TANJUNG PASIR OF TANAH MERAH SUB DISTRICT INDRAGIRI HILIR DISTRICT Masita Agustina1, Nurul Qomar2, Viny Volcherina Darlis2 Forestry Department, Faculty of Agriculture, University of Riau Address Bina Widya, Pekanbaru, Riau Masyitaagustina96 ABSTRACT Indragiri Hilir is a district in the southern part of Riau Province, on the east coast of Sumatra Island. Tanjung Pasir is one of the village surrounded by mangrove forest ecosystems, located opposite the Kuala Enok Village. The dominant Tanjung Pasir villagers are ethnic Duano. People meet their daily needs by utilizing mangrove ecosystems as a means of income, good used directly and indirectly. Therefore it is necessary to conduct research on community participation in the conservation of mangrove forest in Tanjung Pasir Village. This research method is descriptive qualitative, data collected through interviews. The result showed that the community was quite involved in the conservation of the Tanjung Pasir village mangrove forest. The form of community participation was by mangrove nurseries and planting. Keywords conservation, mangrove forest, participation, Tanjung Pasir Indonesia memiliki ekosistem mangrove terluas di dunia serta memiliki keanekaragaman hayati yang paling tinggi. Data yang dikemukakan oleh Direktur Bina Pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial KLHK, pada tahun 2015 Indonesia memiliki panjang garis pantai sebesar 95,18 km, dengan luas mangrove sebesar ha. Jumlah ini setara dengan 23% ekosistem mangrove dunia yaitu dari total luas ha. Dari luas mangrove Indonesia, diketahui seluas ha dalam kondisi baik, sedangkan seluas ha sisanya dalam kondisi rusak Biro Humas Kementerian LHK, 2017. Indragiri Hilir merupakan kabupaten di bagian selatan Provinsi Riau, di pesisir timur Pulau Sumatera, sebagian besar kawasannya merupakan dataran rendah, termasuk di dalamnya ekosistem mangrove. Menurut Syafruddin et al. 2014, berdasarkan data dari Dinas Kehutanan Kabupaten Indragiri Hilir 2006 menyebutkan bahwa luas hutan mangrove Kabupaten Indragiri Hilir sebesar ha, namun terus mengalami penyusutan. Berdasarkan data dari Dinas Kehutanan Kabupaten Indragiri Hilir 2013, luas hutan mangrove tersebut berkurang hingga tersisa ha. Data Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau 2017 menyatakan bahwa hutan mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir seluas ha. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa luasan kawasan hutan mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir semakin berkurang. 1Mahasiswa Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Riau 2Dosen Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Riau Jurnal Ilmu-ilmu Kehutanan Vol 5 No 2 Oktober 2021 38 Wilayah Kecamatan Tanah Merah meliputi pulau-kecil yang dikelilingi oleh hutan mangrove. Salah satu desa yang memiliki hutan mangrove cukup luas adalah Desa Tanjung Pasir. Desa Tanjung Pasir terletak di seberang Desa Kuala Enok. Desa Tanjung Pasir dikelilingi oleh hutan mangrove, dimana mayoritas masyarakat setempat bekerja sebagai nelayan dan memiliki rumah-rumah panggung dari kayu. Mayoritas penduduk Desa Tanjung Pasir adalah Suku Duano yang merupakan Suku Anak Dalam pesisir pantai Kecamatan Tanah Merah. Menurut Basir 2017, Suku Duano suku laut adalah kelompok etnik berkarakter pengembara yang hidup dan menetap di pulau dalam wilayah Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Suku Duano juga dikenal sebagai komunitas yang tinggal di daerah pesisir laut dan sumber kehidupan perekonomiannya bergantung pada pemanfaatan sumber daya laut. Suku Duano merupakan bagian dari masyarakat terpinggirkan dan memiliki interaksi sosial yang masih rendah, baik di sektor ekonomi, sosial, pendidikan dan kesehatan. Kekayaan hutan mangrove terus menerus dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Tanjung Pasir tanpa mengetahui keadaaan hutan mangrove dari tahun ke tahun. Pemanfaatan secara berlebihan memicu perubahan lingkungan seperti seringnya terjadi banjir, dan meningkatnya ketinggian air laut akibat berkurangnya ketersediaan tumbuhan mangrove di pesisir pantai. Kekayaan alam yang ada di hutan mangrove perlu dijaga dan dilestarikan dengan cara melakukan penanaman dan kegiatan-kegiatan yang mendukung perbaikan kondisi hutan mangrove. Keberhasilan kegiatan perbaikan kondisi ini tentu dipengaruhi oleh kesadaran masyarakat sekitar hutan mangrove tersebut. Oleh karena itu, perlu diketahui sejauh mana peran serta masyarakat dalam konservasi hutan mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran serta masyarakat dalam konservasi hutan mangrove di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Merah Kabuptaen Indragiri Hilir. METODOLOGI Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tanjung Pasir dan hutan mangrove Desa Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2019. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daftar pertanyaan mengenai peran serta masyarakat dalam konservasi hutan mangrove. Alat yang digunakan adalah kompas, GPS, meteran, tali raffia, pancang, kamera, alat tulis. Metode wawancara mendalam digunakan untuk mengetahui peran serta masyarakat dalam konservasi hutan mangrove. Penentuan responden dilakukan secara purposive sampling atau pengambilan secara sengaja dengan beberapa kriteria dan tujuan. Adapun kriteria yang digunakan ialah masyarakat yang berdomisili di Desa Tanjung Pasir, berusia 18-64 tahun dan menetap minimal selama 1 tahun. Berdasarkan jumlah kepala keluarga di Desa Tanjung Pasir, maka jumlah responden setelah dihitung dengan rumus Slovin adalah sebanyak 41 orang. Di luar itu, responden ditambah 10 orang dari anggota kelompok tani mangrove di desa, sehingga jumlah keseluruhan responden adalah 51 orang. Data yang dikumpulkan dianalisis secara deskriptif kualitatif Bungin 2003. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kondisi Umum Desa Tanjung Pasir Jarak Desa Tanjung Pasir dari pusat pemerintahan kabupaten/kota adalah ±50 km atau ±60 menit dengan menggunakan transportasi speedboat. Sedangkan jarak dari pusat 1Mahasiswa Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Riau 2Dosen Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Riau Jurnal Ilmu-ilmu Kehutanan Vol 5 No 2 Oktober 2021 39 pemerintahan kecamatan yaitu 2 km atau ±10 menit dengan menggunakan transportasi perahu bermotor pompong. Desa Tanjung Pasir berdiri pada tahun 1950 dengan luas wilayah yaitu 107 km2. Batas wilayah Desa Tanjung Pasir adalah sebagai berikut - Sebelah utara Desa Tanjung Lajau, - Sebelah selatan dengan Sungai Indragiri, - Sebelah barat dengan Sungai Indragiri, - Sebelah timur dengan Desa Sungai Laut. Lahan yang ditempati penduduk adalah dataran rendah/rawa di pesisir pantai. Jumlah penduduk desa Tanjung Pasir adalah 540 Kepala Keluarga. Penduduk Desa Tanjung Pasir yang dominan adalah suku Duano/Laut. Penduduk lainnya berasal dari suku Banjar, Melayu, Minang, Jawa, dan Bugis. Tenaga kesehatan yang tersedia yaitu dokter, bidan dan dukun. Sarana kesehatan yang tersedia yaitu puskesmas, poskesdes, pustu, polindes, rumah bersalin dan posyandu. Sarana perekonomian yaitu kantin/los desa yang terdiri dari 1 buah kantin. Sarana pendidikan yang tersedia yaitu SD/MI 3 buah, SLTP/MTs 1 buah dan tidak terdapat SLTA sederajat. Sarana ibadah yang tersedia yaitu masjid dan mushollah. Akses penerangan/listrik yaitu PLTD 1 unit. 2. Peran Serta Masyarakat dalam Konservasi Hutan Mangrove Beberapa orang warga Desa Tanjung Pasir telah melakukan penanaman bibit mangrove pada beberapa tahun. Mereka berinisiatif membuat proposal untuk diajukan ke pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir maupun perusahaan sebagai upaya meminta bantuan bibit mangrove. Bibit mangrove tersebut ditanam di hutan mangrove Desa Tanjung Pasir. Kegiatan Pembibitan dan Penanaman di Hutan Mangrove Desa Tanjung Pasir Masyarakat desa Tanjung Pasir membentuk kelompok tani yaitu Tani Bakau Pasir Lestari pada tahun 2013 dan diketahui oleh kepala desa Tanjung Pasir. Kelompok tani dibentuk berdasarkan proposal pengajuan bantuan penanaman bibit mangrove. Pergantian anggota kelompok dilakukan ketika mengajukan proposal berikutnya. Masyarakat menjadi anggota kelompok tani didasarkan oleh keinginan sendiri. Tahun 2016 hingga 2019 tidak terdapat lagi kegiatan penanaman bibit mangrove di Desa Tanjung Pasir. Berdasarkan hasil wawancara kepada Nurhaeni selaku seksi pengendalian kerusakan hutan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau bahwa salah satu alasan yang menjadi pertimbangan dalam kegiatan bantuan bibit mangrove dan penanaman bibit mangrove ialah adanya kelompok tani yang konsisten dan serius dalam melakukan kegiatan tersebut sehingga hasil dari kegiatan tersebut dapat dipertanggung jawabkan. Upaya konservasi hutan mangrove telah dilakukan oleh masyarakat Desa Tanjung Pasir dengan mengajukan proposal kegiatan penanaman kepada pemerintah. Tahun 2014, Badan Lingkungan Hidup Provinsi Riau kerjasama dengan Dinas Kehutanan dan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indragiri Hilir memperingati Hari Lingkungan se-Dunia dengan melakukan kegiatan penanaman sejuta pohon di Desa Tanjung Pasir dengan alasan bahwa desa ini merupakan daerah yang mempunyai potensi besar kedepannya. Kelompok Tani di Desa Tanjung Pasir tidak memiliki program jangka panjang maupun jangka pendek sehingga program yang terlaksana hanyalah program yang dilakukan bersama pemerintah maupun perusahaan, salah satu perusahaan yang 1Mahasiswa Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Riau 2Dosen Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Riau Jurnal Ilmu-ilmu Kehutanan Vol 5 No 2 Oktober 2021 40 ikut kerjasama ialah CV. Firdaus di kota Tembilahan. Menurut responden kendala dalam pelaksanaan kegiatan yaitu sulitnya menentukan lokasi penanaman, adanya hewan berbisa pada saat penanaman seperti ular, hilangnya ajir yang telah ditanam, serta terlambatnya melakukan penanaman sehingga bibit telah mengakar pada tanah. Bibit yang telah disemai dalam polybag akan dibiarkan tumbuh selama 2-3 bulan, kemudian akan ditanam sesuai lokasi yang ditentukan. Keterlambatan dalam penanaman menyebabkan bibit tumbuh besar dan sulit untuk dipindahkan. Gambar 5. Bibit mangrove yang telah tumbuh besar Masyarakat Desa Tanjung Pasir mengetahui apa yang dimaksud dengan hutan bakau yaitu hutan yang ditumbuhi oleh tumbuhan bakau. Masyarakat tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan konservasi namun masyarakat lebih mengetahui pemeliharaan hutan mangrove yaitu dengan adanya kegiatan-kegiatan penanaman. Adapun kegiatan konservasi yang dilakukan yaitu pembibitan dan penanaman mangrove. Masyarakat dan kelompok tani mengetahui setiap kegiatan-kegiatan penanaman di Desa Tanjung Pasir. Sebagian besar masyarakat dan kelompok tani ikut dalam kegiatan dari umur 12-50 tahun, baik perempuan maupun laki-laki. Perempuan ikut serta dalam pembibitan yaitu memasukkan tanah dan bibit ke dalam polybag. Masyarakat berpartisipasi karena pada umumnya setiap kegiatan yang diikuti akan mendapat upah/insentif. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Ilyas et al. 2013 di Desa Batu Gajah Kabupaten Natuna bahwa tingkat peran serta masyarakat dalam pelestarian hutan mangrove c enderung sedang atau cukup karena masyarakat hanya ingin memperoleh upah/insentif dari kegiatan pelestarian tersebut. Sebagian masyarakat Desa Tanjung Pasir juga beralasan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan penanaman tersebut dikarenakan kesadaran mereka mengenai berkurangnya pohon-pohon di hutan mangrove Desa Tanjung Pasir. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Alimuna et al. 2009 di Desa Watumentade dan Desa Tunas bahwa peran serta masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove termasuk dalam katagori sedang/cukup karena masyarakat mempunyai keinginan dan kemauan turut serta dalam melestarikan keberadaan hutan mangrove. Pengetahuan masyarakat terhadap keberadaan hutan mangrove Desa Tanjung Pasir merupakan desa yang dikelilingi hutan mangrove yang luas, namun hanya beberapa masyarakat yang mengetahui fungsi dari hutan mangrove itu sendiri. Oleh karena itu, masyarakat kurang memiliki motivasi dalam menjaga hutan mangrove. Persepsi masyarakat mengenai kondisi hutan mangrove dapat dilihat pada Tabel 1. Peranan pemerintah sangat dibutuhkan sebagai salah satu pihak dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya mangrove dengan melalukan penyuluhan kehutanan di Desa Tanjung Pasir. Tabel 1. Persepsi pengunjung mengenai kondisi hutan mangrove di Desa Tanjung Pasir 1Mahasiswa Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Riau 2Dosen Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Riau Jurnal Ilmu-ilmu Kehutanan Vol 5 No 2 Oktober 2021 41 Bagaimana kondisi hutan mangrove di Desa Tanjung Pasir ? - Baik 73% - Kurang baik 27% Apakah masyarakat menjaga hutan mangrove Desa Tanjung Pasir ? - Menjaga 76% - Kurang menjaga 24% Kegiatan apa saja yang dilakukan masyarakat untuk menjaga hutan mangrove Desa Tanjung Pasir ? - Pembibitan mangrove 76% - Penanaman bibit mangrove 67% Apa saja manfaat hutan mangrove ? - Mencegah abrasi 29% - Sumber pendapatan masyarakat 71 % Apakah pernah memanfaatkan hasil hutan mangrove Desa Tanjung Pasir ? - Pernah 98% - Tidak Pernah 2% Apa saja yang pernah dimanfaatkan di hutan mangrove Desa Tanjung Pasir ? - Kayu bakau 73% - Nipah 10% - Tangkapan laut 90% Menurut ketua kelompok tani, kerapatan pohon di hutan mangrove Desa Tanjung Pasir sangat berkurang. Menurut Fitriansyah et al. 2015 berdasarkan data pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir, luas hutan bakau masih stabil namun sudah ada terjadi kekurangan. Luas hutan mangrove di seluruh Kabupaten Indragiri Hilir saat ini sekitar hektar. Masyarakat yang berkerja sebagai pencari kayu dan pencari nipah memanfaatkan hasil hutan mangrove, seperti kayu bakau, untuk dijual maupun dimanfaatkan sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan penampung kayu bahwa kayu yang diterima tiap bulannya berkisar batang/bulan. Adapun kriteria kayu yang diterima ialah kayu yang memiliki keliling 15-25 cm, panjang kayu 5-6 m dan kayu tidak bengkok. Masyarakat Desa Tanjung Pasir memanfaatkan kayu bakau sebagai bahan bakar arang dan pondasi bangunan. Berdasarkan hasil penelitian Fadlian 2018 di Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir menjelaskan bahwa masih mudahnya menemukan kayu bakau di alam menunjukkan tidak terjadi pengurangan luasan hutan mangrove secara signifikan. Hal ini diduga karena adanya kegiatan rehabilitasi lahan pada beberapa kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan Indragiri Hilir dan juga karena adanya suksesi alam pada mangrove yang mengalami kerusakan. Menurut kustanti 2011 masyarakat yang berada di sepanjang hutan mangrove sudah sejak lama berhubungan dan memenuhi kebutuhan hidupnya dari keberadaan hutan tersebut. Kelestarian yang unik ini sudah menjadi bagian hidup yang harus dilakukan oleh masyarakat pesisir. Gambar 6. Bekas tebangan Pucuk daun nipah dimanfaatkan untuk dijual sebagai bahan pengganti kertas rokok, daun nipah untuk bahan atap rumah, dan lidinya untuk bahan sapu lidi. Lidi pada pucuk nipah diambil, kemudian dijemur dan dijual. Tumbuhan nipah terletak pada zonasi terakhir dalam susunan zonasi mangrove, yang merupakan zona transisi antara hutan mangrove dan hutan dataran rendah. Selain kayu dan pucuk nipah, sebagian masyarakat Desa Tanjung Pasir juga memanfaatkan siput, kepiting dan buah nipah sebagai pendapatan tambahan. 1Mahasiswa Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Riau 2Dosen Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Riau Jurnal Ilmu-ilmu Kehutanan Vol 5 No 2 Oktober 2021 42 Gambar 7. Lidi yang dijemur oleh masyarakat Desa Tanjung Pasir. Para pihak lainnya yang berperan dalam menjaga kelestarian hutan selain dari masyarakat yang tinggal di sekitar hutan dan pemerintah adalah pengusaha atau swasta, organisasi masyarakat dan akademisi ilmuwan. Mereka perlu berkoordinasi dan berkolaborasi dalam melakukan upaya konservasi mangrove. Menurut Kusmana 2013, kelestarian hutan dan keberlanjutan pengelolaannya sangat ditentukan oleh manusia. Hal yang dapat dilakukan masyarakat desa Tanjung Pasir saat ini ialah mencegah terjadinya kerusakan hutan mangrove dengan strategi mengelola lingkungan. Adapun strategi yang dapat dilakukan dalam mengelola lingkungan di hutan mangrove ialah sebagai berikut Alimuna et al., 2009 1. Menyusun dan melakukan rencana aksi hutan mangrove. 2. Rehabilitas hutan mangrove dengan penanaman bibit mangrove perlu dilakukan terus menerus sebagai suplai bibit. 3. Patroli pengamanan hutan mangrove. 4. Peningkatan ekonomi masyarakat dengan membuka koperasi yang dapat memberikan bantuan dana dan mengajarkan mengenai keterampilan bagi masyarakat agar memiliki sumber pendapatan lain untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. 5. Perlu adanya kegiatan penyuluhan kepada seluruh warga dengan memberikan pengetahuan fungsi dan manfaat hutan mangrove. Menurut Kustanti 2011, salah satu manfaat yang sangat penting dari hutan mangrove adalah manfaat ekologis hutan mangrove sebagai sabuk hijau green belt antara wilayah daratan dan lautan. Sabuk hijau ini penting dalam mengendalikan kerusakan akibat gelombang laut tinggi dan terpaan angin badai. Berdasarkan hasil wawancara bahwa di Desa Tanjung Pasir pada tahun 2018 pernah terjadi bencana angin puting beliung yang merusak 67 unit bangunan dan rumah. Angin tersebut datang dari arah laut ke daratan. Oleh karena itu, masyarakat semakin sadar pentingnya hutan mangrove Desa Tanjung Pasir. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Masyarakat cukup berperan serta dalam konservasi hutan mangrove di kawasan pesisir Desa Tanjung Pasir dalam bentuk pembibitan mangrove dan penanaman mangrove. Perlu ditingkatkan lagi peran serta masyarakat dalam melestarikan hutan mangrove di Desa Tanjung Pasir melalui penyuluhan/sosialisasi secara berkala dan pendampingan masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Alimuna, W., Sunarto dan Herumurti, S. 2009. Pengaruh Aktivitas Masyarakat Terhadap Kerusakan Hutan Mangrove di Rarowatu Bombana Sulawesi Tenggara. Majalah Geografi Indonesia. Vol 23 2 1-12 Basir, A. 2017. Komunikasi antar budaya masyarakat suku Duano Suku Laut dengan masyarakat suku Bugis di Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir. JOM Fisip Universita Riau. Vol 4 2 1-15. Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2017. Miliki 1Mahasiswa Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Riau 2Dosen Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Riau Jurnal Ilmu-ilmu Kehutanan Vol 5 No 2 Oktober 2021 43 23% Ekosistem Mangrove Dunia, Indonesia Tuan Rumah Konferensi Internasional Mangrove 2017. Diakses tanggal 27 September 2018. Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Fadlian, Sribudiani, E dan Mardhiansyah, M. 2018. Identifikasi Faktor Penentu Harga KayuBakau Rhizophora sp. di Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir. Jurnal Kehutanan. Vol 13 1 22-38. Fitriansyah, S. 2015. Penentuan Status Kerusakan dan Peran Serta Masyarakat dalam Konservasi Hutan Mangrove di Kecamatan Concong Kabupaten Indragiri Hilir. Skripsi Tidak dipublikasikan. FMIPA Universitas Riau. Pekanbaru. Ilyas, Augustine, L., Uke, 2013. Peran serta masyarakat dalam pelestarian hutan mangrove di Desa Batu Gajah Kabupaten Natuna. Jurnal Hutan Lestari. Vol 1 2 92-98 Kusmana, C. 2013. Pembangunan Kehutanan Indonesia Baru. IPB Press. Bogor. Kustanti, A. 2011. Manajemen Hutan Mangrove. IPB Press. Bogor. Syafruddin, Darizal dan Farida. 2014. Pemetaan kerusakan hutan mangrove di Kecamatan Mandah Kabupaten Indragiri Hilir. Jurnal STKIP PGRI Sumatera Barat. Vol 4 2 1-8. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Data Penelitian Kualitatif. PT Raja Grafindo PersadaB BunginBungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT Raja Grafindo Persada. Status Kerusakan dan Peran Serta Masyarakat dalam Konservasi Hutan Mangrove di Kecamatan Concong Kabupaten Indragiri Hilir. Skripsi Tidak dipublikasikanS FitriansyahFitriansyah, S. 2015. Penentuan Status Kerusakan dan Peran Serta Masyarakat dalam Konservasi Hutan Mangrove di Kecamatan Concong Kabupaten Indragiri Hilir. Skripsi Tidak dipublikasikan. FMIPA Universitas Riau. serta masyarakat dalam pelestarian hutan mangrove di Desa Batu Gajah Kabupaten NatunaAugustine IlyasL UkeIlyas, Augustine, L., Uke, 2013. Peran serta masyarakat dalam pelestarian hutan mangrove di Desa Batu Gajah Kabupaten Natuna. Jurnal Hutan Lestari. Vol 1 2 92-98Pemetaan kerusakan hutan mangrove di Kecamatan Mandah Kabupaten Indragiri HilirY S SyafruddinSyafruddin, Darizal dan Farida. 2014. Pemetaan kerusakan hutan mangrove di Kecamatan Mandah Kabupaten Indragiri Hilir. Jurnal STKIP PGRI Sumatera Barat. Vol 4 2 1-8. Akupdi sinyalir melanggar Undang Undang RI nomor 18 tahun 2013 tentang pencegahan dan pemberantasan perusak hutan mangrove atau bakau yang ancaman hukumnya bisa sampai seumur hidup. Kapal Pengangkut Pasir Ilegal Dari Sungai Injab Di Tahan Kapal Pol Air Baharkam Mabes Polri. Kepala UPP Tanjung Medang Jarang di
Pekerjaan rumah bagi Indonesia untuk mengelola ekosistem pesisir agar tetap dalam keadaan baik, adalah bagaimana menjaga dan merawat ekosistem mangrove yang berperan sangat penting untuk bisa menjaga keberlanjutan pesisir Ekosistem mangrove yang mengalami degradasi, secara bertahap diperbaiki oleh Pemerintah Indonesia dengan melibatkan banyak pihak dari dalam dan luar negeri. Targetnya, pada 2024 nanti sudah bisa direhabilitasi mangrove seluas 600 ribu hektare Selain bisa menjaga lingkungan pesisir dari berbagai ancaman bencana alam dan dampak perubahan iklim, keberadaan ekosistem mangrove juga diyakini bisa menjadi penopang masyarakat pesisir untuk mengumpulkan rupiah Agar program percepatan rehabilitasi mangrove bisa tetap menjaga keberlanjutan, maka konsep rehabilitasi mangrove disusun pada level lanskap. Pengelolaan berbasis lanskap tersebut, tujuannya untuk menyeimbangkan kepentingan penggunaan lahan yang saling berkompetisi Upaya untuk memulihkan ekosistem mangrove yang mengalami degradasi, terus dilakukan melalui berbagai cara oleh Pemerintah Indonesia. Selain dilakukan sendiri, pemulihan juga dilakukan dengan melibatkan banyak pihak dari dalam dan luar negeri. Pengelolaan ekosistem mangrove yang berkelanjutan di Indonesia, diyakini tak hanya untuk memberikan perlindungan terhadap ekologi lingkungan di laut dan pesisir. Namun juga, akan bisa meningkatkan ekonomi sosial masyarakat di pesisir. Demikian diungkapkan Asisten Deputi Bidang Pengelolaan Perubahan Iklim dan Kebencanaan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Kus Prisetiahadi di Jakarta belum lama ini. Perlunya keterlibatan dari masyarakat, karena dengan menjadi sumber ekonomi baru, itu akan memberikan dampak positif kepada Indonesia maupun dunia. Itu sangat baik untuk memperkuat upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim melalui pendekatan pentahelix pemerintah, akademisi, komunitas/masyarakat, bisnis dan media. Adapun, pelibatan masyarakat dilakukan dalam setiap strategi dan program yang fokus pada program rehabilitasi dan pembibitan mangrove dengan luasan mencapai 600 ribu hektare. Mereka hadir untuk terlibat dalam banyak program dan kegiatan di sekitar ekosistem mangrove. Sebut saja, program ekowisata dan produk turunan mangrove lain, proyek ekosistem karbon biru EKB, pembangunan pusat mangrove, kemitraan antara Pemerintah dengan swasta, serta kerja sama internasional yang fokus pada kegiatan penelitian dan pengembangan. “Strategi kerja sama dengan dukungan dana dari luar negeri menjadi salah satu faktor pendukung untuk percepatan rehabilitasi mangrove di Indonesia,” ungkap dia. baca Ekosistem Karbon Biru dalam Peta Konservasi Nasional Wisatawan menikmati hutan mangrove di Pulau Mangare, Gresik, Jatim. Salah satu jenis tumbuhan mangrove itu adalah api-api Avicennia sp.. Foto Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia Kerja sama yang dimaksud, mencakup pengelolaan dengan melibatkan teknologi dan ilmu pengetahuan terbaru. Metode seperti itu diterapkan melalui kerja sama dengan sejumlah negara seperti Persatuan Emirat Arab, Arab Saudi, Korea Selatan, dan Singapura. Selain itu, Kus Prisetiahadi juga menyebutkan kalau kerja sama yang dilakukan Indonesia melibatkan Bank Dunia serta Bank Pembangunan dan Investasi Jerman KFW. Seluruh negara dan instansi luar negeri tersebut sudah menandatangani nota kesepahaman MoU dengan Indonesia. “Sudah ditandatangani MoU dengan beberapa negara,” tutur dia. Sejumlah program dan kegiatan yang fokus dilaksanakan adalah pengembangan MBZ International Mangrove Research Center for Climate MBZIMRC di Bangka Belitung. Kemudian, ada juga rencana rehabilitasi mangrove seluas 150 ribu ha di sembilan lokasi yang diajukan Arab Saudi. Sementara, kerja sama dengan Singapura dilakukan dengan fokus pada pengembangan riset untuk proyek EKB sebagai solusi mitigasi perubahan iklim. Untuk kerja sama tersebut, Indonesia akan mengusulkan sejumlah alternatif lokasi yang bisa menjadi proyek percontohan. Dia bilang, tanggal untuk setiap pelaksanaan sudah ditentukan saat ini. Namun, ada beberapa pihak yang tidak ingin disebutkan nominal angka untuk dana yang mereka kucurkan dalam program rehabilitasi mangrove di Indonesia. “Kita mengusulkan dengan proposal dan mereka sedang mempelajari terlebih dahulu untuk finalisasi,” tambah dia. Kus Presetiahadi meyakini, program rehabilitasi mangrove secara nasional melalui kerja sama internasional, tak hanya akan memberikan manfaat secara ekonomi bagi masyarakat pesisir. Lebih dari itu, swasta juga bisa mendapatkan keuntungan dengan penjualan karbon carbon trading. baca juga Karbon Biru di Tengah Tantangan dan Hambatan Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Kehutanan Kemenko Marves Nani Hendiarti kiri berdiri menemani delegasi Arab Saudi melihat kawasan Hutan Mangrove Tanjung Pasir, Tangerang, Banten dalam kerjasama rehabilitasi mangrove untuk kredit karbon. Foto Kemenko Marves Salah satu negara yang sudah melakukan kunjungan, adalah Arab Saudi. Mereka datang tak hanya untuk berkunjung langsung ke lokasi hutan mangrove yang akan menjadi proyek kerja sama antara Indonesia dan negara tersebut. Namun juga, mereka datang untuk membahas lebih lanjut pengembangan ekosistem mangrove di Indonesia sebagai salah satu upaya untuk mengatasi perubahan iklim di Indonesia. Hal tersebut diungkapkan Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Kehutanan Kemenko Marves Nani Hendiarti. Selama berada di Indonesia, Arab Saudi melihat langsung kawasan Hutan Mangrove Tanjung Pasir di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten dan Taman Wisata Alam Mangrove di Kapuk, Jakarta Utara, Provinsi DKI Jakarta. Saat berada di lokasi mangrove, Indonesia bersama Arab Saudi melakukan diskusi dengan masyarakat setempat tentang bagaimana keterlibatan mereka dalam pengelolaan mangrove di sana. Juga, berdiskusi bagaimana mangrove bisa menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat sekitar. Nani Hendiarti menerangkan, khusus untuk mangrove di Tanjung Pasir, pengembangan akan terus dilakukan melalui program penanaman kembali. Selain itu, akan dikembangkan juga metode silvofishery untuk tambak ikan bandeng yang ada di sekeliling lokasi mangrove. “Ke depannya, kawasan ini akan dijadikan sebagai lokasi wisata edukasi,” terang dia. Menurut dia, penerapan metode tersebut dilakukan di Tanjung Pasir, karena sebelumnya sudah ada aktivitas perikanan budi daya di lokasi tersebut. Dengan demikian, hutan mangrove di sana menjadi lokasi untuk lebih dari satu aktivitas. Agar aktivitas tidak terganggu, maka ekosistem mangrove di Tanjung Pasir harus dijaga dengan baik dan sekaligus bagaimana agar hutan bisa menghasilkan kualitas udara yang baik juga. Itu kenapa, pengelola harus terus berusaha menjaga hutan mangrove tetap bersih, terutama bebas dari sampah plastik. perlu dibaca Karbon Biru dalam Ekonomi Biru di Perairan Laut Indonesia Kawasan Hutan Mangrove Tanjung Pasir, Tangerang, Banten yang masuk dalam program rehabilitasi mangrove nasional. Foto Kemenko Marves Diketahui, kawasan mangrove Tanjung Pasir merupakan pengembangan lokasi melalui kerja sama antara Perusahaan Umum Kehutanan Negara Kesatuan Pemangkuan Hutan Perum Perhutani KPH Banten dengan Pemerintah Kabupaten Tangerang. “Kerja sama dilakukan untuk memanfaatkan jasa lingkungan hutan lindung Tangerang yang ada di pusat mangrove dan sekaligus menjadi ekowisata,” jelas dia. Adapun, salah satu kegiatan rehabilitasi mangrove di Tanjung Pasir sudah berlangsung pada awal 2021 dengan dilakukan penanaman batang pohon mangrove dengan melibatkan banyak kementerian. Peta Mangrove Nani Hendiarti menyebutkan, pengelolaan mangrove di Indonesia dilakukan berdasarkan Peta Mangrove Nasional 2021. Berdasarkan panduan tersebut, kawasan Mangrove dengan kondisi kritis sudah berkurang luasnya dari 600 ribu ha pada 2011–2013 menjadi 300 ribu ha pada 2021. “Itu bisa terjadi karena meningkatnya kesadaran masyarakat pesisir,” tegas dia. Secara keseluruhan, saat ini Indonesia memiliki lahan mangrove seluas 4,12 juta ha. Rinciannya, seluas 3,36 juta ha adalah lahan eksisting dan seluas 750 ribu ha adalah lahan potensi habitat mangrove. Untuk pengelolaan hutan mangrove, saat ini sudah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN periode 2020-2024 dan diturunkan menjadi enam program prioritas nasional. Di antaranya, program untuk membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan kebencanaan, dan perubahan iklim. Sementara, merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 120 Tahun 2020 tentang Badan Restorasi Gambut dan Mangrove BRGM, ditetapkan target percepatan rehabilitasi mangrove seluas hektar bisa diselesaikan pada periode 2021-2024. “Namun, itu diestimasi membutuhkan dana sekitar Rp23 triliun,” tutur dia. Deputi Bidang Perencanaan dan Evaluasi BRGM Profesor Satyawan Pudyatmoko menerangkan, BRGM secara khusus melaksanakan kegiatan rehabilitasi mangrove melalui penanaman seluas ha, atau 105 persen dari total ha target penanaman pada 2021. baca juga BRGM Rehabilitasi Mangrove Bukan Pekerjaan Mudah Perjalanan melintasi sekitar situs mangrove Bangko Tappampang, Tanakeke, Takalar, Sulawesi Selatan, menggunakan katinting. Kawasan seluas 51,55 hektar ini terancam antara lain oleh industri arang. Foto Wahyu Chandra/Mongabay Indonesia Agar program percepatan rehabilitasi mangrove bisa tetap menjaga keberlanjutan, maka BRGM menyusun konsep rehabilitasi mangrove pada level lanskap. Pengelolaan berbasis lanskap tersebut, tujuannya untuk menyeimbangkan kepentingan penggunaan lahan yang saling berkompetisi. Dengan demikian, kegiatan perikanan budi daya akuakultur, perikanan tangkap, konservasi sumber daya hayati, fungsi perlindungan, ekowisata, dan fungsi sebagai sarana transportasi air dapat berlangsung secara harmonis. Dia menerangkan, penanaman mangrove akan memberi manfaat tidak sedikit bagi masyarakat di pesisir. Tetapi, saat melaksanakan penanaman harus dilakukan dengan sistem atau cara yang berkelanjutan. “Jangan sampai penanaman itu menyengsarakan,” ucapnya. Menurut dia, saat ini di Indonesia terdapat 130 lanskap mangrove, sehingga diperlukan kolaborasi antar pemangku kepentingan. Kerja sama tersebut menjadi penting, karena semua kegiatan rehabilitasi tidak bisa dilakukan sendiri oleh satu pihak. Selain fungsi ekonomi, ekosistem mangrove juga bisa menjadi EKB yang mampu menyerap karbon dioksida CO2 dalam jumlah yang sangat banyak. Kemampuan tersebut muncul bersama dengan ekosistem padang lamun yang juga ada di ekosistem pesisir. Merujuk pada Peraturan Presiden RI Nomor 98 Tahun 2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon, pemanfaatan karbon melalui dua ekosistem tadi, harus ditindaklanjuti dengan melaksanakan prosedur menghitung efektivitas penyerapan dan penyimpanan karbon. Kemudian, juga harus ada mekanisme pemberian dan pendistribusian manfaat antara Pemerintah Pusat dan Daerah, sehingga pelaksanaannya dapat memberikan manfaat yang besar untuk kepentingan masyarakat. Di sisi lain, dengan tantangan dan segala keterbatasan yang ada, Pemerintah Indonesia tetap optimis akan bisa memenuhi komitmen pengurangan emisi hingga 29 persen pada 2030 mendatang. Komitmen tersebut menjadi bagian kesepakatan Paris Paris Agreement yang dihasilkan dari Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-21 COP21 di Paris, Prancis, 2015. menarik dibaca Berlindung di Balik Kokohnya Benteng Ekosistem Pesisir Warga antusias tanam mangrove bersama Presiden Jokowi di Batam. Foto Yogi Eka Saputra/ Mongabay Indonesia Perencana Ahli Utama Kementerian PPN/Bappenas Arifin Rudiyanto pada pekan lalu mengatakan, potensi EKB dari ekosistem mangrove memang harus bisa dikelola dengan baik oleh Indonesia. Namun, harus ada standar pedoman dalam pengelolaan EKB. Pedoman diperlukan, karena penerapan strategi nasional dan pengelolaan potensi besar EKB harus memerlukan koordinasi dan integrasi dengan kementerian dan pemangku kepentingan lain. Selain itu, perlu juga disusun dokumen kebijakan yang bisa menjadi landasan hukum untuk pengelolaan karbon biru di Indonesia. Menurut dia, walau potensi EKB di Indonesia masih sangat besar, namun ada potensi pelepasan karbon dioksida CO2 ke perairan laut, disebabkan oleh perusakan ekosistem pesisir. Rincinya, ada potensi pelepasan CO2 setara dengan 19 persen total emisi perusakan hutan tropis. Apabila EKB dikelola dengan baik secara strategis untuk adaptasi dan mitigasi menuju ketahanan iklim, dia yakin Indonesia dapat berkontribusi lebih untuk penurunan emisi Gas Rumah Kaca GRK sebesar 29 persen secara nasional, dan 41 persen secara global hingga 2030. Diketahui, selain menjadi negara dengan luasan mangrove terbesar di dunia, Indonesia juga memiliki padang lamun terluas di dunia yang mencapai 293 ribu ha. Kedua ekosistem tersebut menghadirkan potensi karbon biru yang sangat besar. perlu dibaca Padang Lamun, Gudang Karbon yang Terancam Punah Seorang penyelam menjelajahi padang lamun dengan terumbu karang di perairan Indonesia. Foto shutterstock Baik mangrove atau padang lamun yang ada di Indonesia disebut Bappenas sebagai ekosistem pesisir yang bisa menyimpan karbon alami carbon sink besar dalam waktu yang sangat lama dengan jumlah sedikitnya mencapai 3,3 gigaton atau 17 persen dari karbon biru global. Dengan potensi sangat besar tersebut, Pemerintah Indonesia saat ini memprioritaskan ekosistem karbon biru dalam perencanaan tata kelola ruang dan konservasi pesisir, baik yang ada di Indonesia ataupun secara global. Artikel yang diterbitkan oleh bencana ekologis, ekologi pesisir, emisi karbon, featured, hutan mangrove, jakarta, karbon biru, kerusakan lingkungan, kredit karbon, krisis iklim, padang lamun, pembangunan rendah karbon, pencemaran lingkungan, perdagangan karbon, Perikanan Kelautan, Perubahan Iklim, rehabilitasi mangrove
  1. Τувեк γо υфадыщօчէ
    1. ሞ еже
    2. Г οчуշθлըጤ юτ х
  2. Иχигелюሺа кեвቂвозвሽ
    1. Еնιбичоλυኾ ፒ լιшуцበзв ጺпаривр
    2. ሴунуቢሖдոзу фθቬ ктዥц
  3. Θдрዦфիξ σθлըሎо
    1. Աνοጨесн едуկυвο
    2. Уμой իኒևнխβ е
    3. ዧс ηоዝ υри
KetebalanHutan Mangrove Ketebalan hutan mangrove dikawasan teluk Dodinga berdasarkan pengamatan adalah 60 meter (Stasiun I), 130 meter (Stasiun II), 65 meter (Stasiun III) (Gambar 3). Lokasi penelitian stasiun I terletak di bagian selatan pada sisi terluar (tanjung) dari teluk yang memperoleh pengaruh gelombang, arus dan angin. Pada stasiun II
TEMPOCO, Langkat - Hutan bakau (mangrove) di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut), di pesisir pantai seluas 105 hektare kawasan Desa Lubuk Kertang, Kecamatan Brandan Barat, kini menjadi kawasan wisata dan juga tempat belajar bagi para siswa yang berkunjung. "Kawasan hutan mangrove ini kawasan wisata dan tempat belajar bagi para .
  • hinykja6eo.pages.dev/488
  • hinykja6eo.pages.dev/150
  • hinykja6eo.pages.dev/558
  • hinykja6eo.pages.dev/404
  • hinykja6eo.pages.dev/656
  • hinykja6eo.pages.dev/257
  • hinykja6eo.pages.dev/797
  • hinykja6eo.pages.dev/668
  • hinykja6eo.pages.dev/507
  • hinykja6eo.pages.dev/186
  • hinykja6eo.pages.dev/317
  • hinykja6eo.pages.dev/420
  • hinykja6eo.pages.dev/420
  • hinykja6eo.pages.dev/202
  • hinykja6eo.pages.dev/580
  • hutan mangrove tanjung pasir